LAJU SUMSEL, KAYUAGUNG -- Terungkap sudah alasan MA menyebar kabar bohong tentang penyiksaan yang dialaminya, di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kayuagung. Penghuni lapas kasus penggelapan ini nekat, lantaran dirinya terlilit utang hingga Rp.83 juta rupiah. Jumlah fantasis tersebut diperoleh mantan karyawan BRI ini dari sesama napi lapas,
Surat yang beredar diluar itu, yang saya kirimkan ke kakak saya melalui ibu saya tidak benar. Semata-mata supaya kakak saya datang untuk melunasi hutang saya," tulisnya dalam surat yang ditandatanginya sendiri.
MA, sendiri menegaskan bahwa dirinya tak pernah disiksa fisik. Apalagi disiksa hendak dibunuh seperti pengakuannya sebelumnya. Napi yang divonis penjara 7 tahun 6 bulan ini mengaku hanya tertekan batin lantaran penagih utang kerap berkata kasar.
Salah satu penghuni lapas Slamet, menegaskan pengakuan MA disiksa bahkan mengaku hendak dibunuh merupakan akal-akalan pelaku. Dirinya menduga, dengan pengakuan bohong itu, ia bisa dipindahkan di lapas lain sehingga terhindar dari hutang-hutangnya.
"Peraturan di lapas sini bisa dibilang ketat. Masalah sedikitpun, petugas pasti mengetahuinya. Jadi kalau dibilang dikejar-kejar hendak dianiaya, bahkan dikatakan mau dikencingi, itu bohong belaka," terangnya
Disambungnya, korban bersama 11 orang napi lainnya merupakan korban sebenarnya. Dirinya sendiri mengaku terperdaya mulut manis pelaku hingga merelakan tabungannya Rp.16 juta digasak MA.
"Kami korban sesungguhnya, Bukan Mus. Jika diantara kami yang merasa kesal, mungkin wajar. Sekarang siapa yang bertanggung jawab dengan hutangnya," ujarnya kesal.
Kalapas Hamdi Hasibuan, membenarkan surat terbuka yang ditujukan untuk dirinya. Dirinya dengan tegas membantah tuduhan MA, Baginya tak mentolerir bentuk kekerasan apapun oleh siapapun.
Menurut Hamdi, surat itu diresponnya dengan mengumpulkan petugas dalam memperkuat bukti tuduhan tersebut. Para napi pun tak lepas dari pantauannya.
Dari hasil pemeriksaan petugas dan napi, sama sekali tidak ada bukti yang menguatkan atas penyiksaaan maupun ancaman hendak dibunuh. Logikanya, jika memang benar diperlakukan tidak baik, masa iya bisa hutang dengan napi lainnya," terangnya.
Dikatakan Hamdi, tidak hanya napi lapas Kayuagung yang jadi korban MA. Sebelumnya napi Mata Merah jadi korban hingga Rp.100 juta. Modusnya hampir sama, setelah korbannya banyak, maka direkayasa seakan diperlakukan tak baik biar bisa pindah.
"Kira-kira begitulah modusnya, jadi pemberitaan sebelumya itu tidak benar. Hal ini sudah saya klarifikasi ke pimpinan dan teman-teman wartawan agar berimbang," tandasnya. (rel/ AJ)












Komentar